welcome

BANDUNG, (PRLM).- Penantian panjang Coffee Reggae Stone untuk memiliki album akhirnya usai ketika pada September lalu Juara LA Lights Indie Fest 2009 untuk Regional Bandung ini melahirkan mini album (EP) bertajuk “Kisah Usang”. Band yang terlahir di kawasan Cicalengka, Kabupaten Bandung, pada tahun 2000, ini mesti berjuang mengumpulkan dana hasil main dari panggung ke panggung demi mencetak 500 keping compact disc (CD) secara indie.
David (gitar), Nahu (gitar), Doris (bas), Ombeh (perkusi), Adie (drum), Bedu (keyboard), dan Ridho (vokal) mendaftarkan enam lagu di dalam EP “Kisah Usang”. Keenam lagu tersebut, Ridho menjelaskan, merupakan materi klasik yang terlalu sayang untuk dilupakan begitu saja. Termasuk nomor yang membuat Coffee Reggae Stone populer seperti “Demon”, “Kuingin”, “Cahaya”, dan “Pasir Putih”.
“Banyak penggemar kami yang menginginkan lagu-lagu tersebut dalam bentuk fisiknya. Sejak tahun 2005, yang keluar itu kan cuma single ‘Demon’. Oleh karena itu, kami sekarang membuat mini albumnya. Di luar enam lagu di ‘Kisah Usang’, kami sebenarnya ingin bikin album lagi, entah EP atau full album berisi 12 lagu. Akan tetapi, untuk rekaman membutuh biaya yang besar, jadi kami belum tahu kapan akan mulai menggarapnya,” kata Ridho, ketika dihubungi melalui BlackBerry Messenger (BBM).
Alumni Fikom Unpad itu menambahkan, nilai yang ingin disampaikan oleh Coffee Reggae Stone selain pesan pada lagunya masing-masing ialah penggunaan lirik berbahasa Indonesia yang baik. Sementara warna musik yang coba ditawarkan masih cenderung reggae new age. “Semua lagu lebih dominan reggae powerfull dengan tempo cepat dan tanpa roots skanking. Kami pun ingin menggunakan lirik yang lebih pada musikalisasi puisi, dengan penggunaan kosakata yang jarang dipakai,” ucapnya. (A-202/A-147)***